Diberdayakan oleh Blogger.

Ruvitaboy


posted by rahmatullah on

No comments


Pada awalnya kucing ini diberi nama Kucai, kami anggap nama yang lucu untuk seekor kucing laki-laki, berwarna belang abu-abu, kebetulan saat itu saban sore diputar serial Laskar Pelangi di satu stasiun TV. Namun nama itu kami ganti ketika di TV muncul berita mengenai seorang anak kecil petrempuan, yang katanya bintang iklan yang kabur dari rumahnya hingga Sorong, Papua dan kemudian hari menemukan ibu angkat, dimana si anak kecil tersebut merasa nyaman, karena rupanya dari segi kemapanan, keluarga yang ia anggap sebagai Ibu angkat lebih sesuaia harapannya. Dalam ukuran benak seorang anak mungkin malu memiliki keluarga kurang mampu, rumah masih ngontrak, ayahnya buruh kasur, yang tidak setara levelnya dengan sang anak yang merupakan bintang iklan cilik.

Untuk sebuah trend dan kemiripan peristiwa akhirnya nama Kucai kami ganti  menjadi Ruvitaboy. Ruvitaboy sebenarnya kucing tetangga, yang sedari kecil dibesarkan, dipelihara dan diberimakan. Namun entah kenapa sejak kami menempati rumah titipan, Ruvitaboy rajin bertandang sekedar di depan rumah, tidur di teras dan entah mengapa seperti melupakan keluarga yang telah membesarkannya, ia jarang pulang. 

Entah merasa nyaman, dan mungkin merasa diberikan kasih sayang, Ruvitaboy merasa semakin betah tinggal di rumah kami, walaupun sampai sekarang dia tidak pernah bilang orang tua angkat kepada kami. Daya jelajahnya menjadi lebih luas, Ruvitaboy memiliki tempat khusus di rumah, pojok kanan sofa panjang seolah menjadi milikinya, siapapun menduduki tempat itu maka Ruvitaboy dengan pelan namun pasti mengusir dengan triknya, seperti memberishkan bulu, dan ber anekalagak, ujung-ujungnya siapapun yang menempati singgasananya akan terusir. Begitupula di pojok Mushala kecil kami, dimana dua sajadah menjadi tempat favorit dia merebahkan diri, mengganggu kami dikala shalat di rumah.

Satu kebiasaan baik Ruvitaboy, jika ada istilah Primus atau Pria Mushala, maka istilah yang sama layak diberikan pada Ruvitaboy. Kami sebut dia Kusmus atau Kucing Mushala. Sudah menjadi kebiasaan, jika waktu magrib, isya atau subuh tiba, Ruvitaboy mengeong dan meninggalkan sofanya mengikuti jejak langkah saya ke Mushala, jaraknya lumayan sekitar 150 meter, Ruvitaboy mengikuti hingga selasar Mushala. Ia tidak ikut shalat karena bisa jadi keajaiban dunia seekor kucing bisa shalat. Ruvitaboy menunggu bermain sendiri atau tertidur di teras masjid, menunggu saya hingga pulang kembali ke rumah. Begitu selanjutnya jika datang waktu shalat isya dan subuh.

Bagaimanapun Ruvitaboy saya anggap sebagai Kucing shaleh, dia jarang mejelajah meja makan ataupun menyeret ikan di piring. Beberapa kali memang naik meja makan, namun jika diingatkan ia akan paham jika kami tidak senang dengan sikapnya.

Ini ceritaku (tapi ini nyata lho)…mana ceriatamu:)?


Leave a Reply

Sketsa