Menurut
Kotler dan Lee (2005), terdapat enam alternatif program CSR yang dapat dipilih
perusahaan dengan mempertimbangkan tujuan perusahaan, tipe program, keuntungan
potensial yang akan diperoleh, serta tahap-tahap kegiatan. Kotler dan Lee dalam
Solihin (2008) menyebutkan enam kategori program, diantaranya:
1. Cause Promotions
2. Cause Related Marketing
3. Corporate Societal Marketing
4. Corporate Philanthropy
5. Community Volunteering
6. Socially Responsible Business Practice
Cause Promotions
Perusahaan yang menggunakan
jenis program CSR Cause Promotions menyediakan sejumlah dana sebagai bentuk
kontribusi CSR atau sumber daya lainnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
(awareness) terhadap suatu masalah
sosial atau untuk mendukung pengumpulan dana, partisipasi dari masyarakat, atau
dalam rangka merekrut relawan (volunteer)
untuk mendukung masalah sosial tersebut. Perusahaan dapat menginisiasi dan
mengelola sendiri kegiatan Cause
Promotion ini seperti yang dikemukakan Kotler (2005:23): “The corporation may initiate and manage
the promotion on its own”
Perusahaan menjadikan program
CSR Cause Promotions sebagai fokus
utama dalam mewujudkan tujuan komunikasi perusahaan berikut ini :
1.
Building awareness and
concern, perusahaan berusaha membangun kesadaran dan kepedulian
masyarakat dengan menampilkan data statistik dan fakta seperti mempublikasikan
angka gizi buruk di Indonesia
2.
Persuading people to
find out more, perusahaan berusaha menarik minat masyarakat untuk mengetahui
masalah sosial yang diangkat lebih dalam dengan web terkait, brosur atau tool kit lainnya.
Aktifitas program CSR Cause Promotions pada akhirnya mampu
mendorong masyarakat untuk mendonasikan waktunya, uang atau sumber daya
lainnya. Seperti program CSR Danone dengan Program komunitas jangka panjang, 1
liter AQUA untuk 10 liter air bersih atau yang lebih dikenal dengan program
‘Satu untuk Sepuluh’, merupakan salah satu program Aqua Lestari yang telah
dijalankan sejak 2006. Melalui program Satu untuk Sepuluh, Danone Aqua secara
proaktif dan berkelanjutan memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada,
termasuk kesulitan akses air bersih di Indonesia demi mewujudkan peningkatan
kebiasaan hidup sehat keluarga, yang dimulai di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Berbagai keuntungan potensial
dapat diperoleh perusahaan dengan melaksanakan kegiatan Cause Promotions, adalah memperkuat brand positioning perusahaan, memberikan peluang kepada para
karyawan perusahaan untuk terlibat dalam suatu kegiatan sosial yang menjadi
kepedulian mereka, menciptakan kerjasama antara perusahaan dengan pihak-pihak
lain serta meningkatkan citra perusahaan (corporate
image).
Tahapan kegiatan Cause Promotions adalah sebagai berikut
:
1.
Memilih isu masalah sosial yang memiliki keterkaitan dengan
industri dan produk yang dihasilkan perusahaan.
2.
Memilih kegiatan yang memiliki keterkaitan dengan misi dan tujuan
perusahaan.
3.
Mengembangkan kampanye yang bersifat jangka panjang atau
berkelanjutan.
4.
Memastikan keterlibatan stakeholders
dalam kampanye masalah sosial yang sedang diangkat oleh perusahaan.
Cause Related Marketing (CRM)
Perusahaan yang
mengimplementasikan CSR dengan Jenis program Cause Related Marketing (CRM), berkomitmen untuk menyumbangkan
presentase tertentu dari penghasilannya untuk suatu kegiatan sosial berdasarkan
besarnya penjualan produk. Seperti yang dilakukan Bakrie Telecom melalui Bakrie
Untuk Negeri dengan menyerahkan donasi
1,3 miliar yang disisihkan Rp 10 ribu dari setiap hasil penjualan Hape
Esia Slank bagi masyarakat Sumatera Barat. Donasi tersebut digunakan untuk
melakukan pembangunan maupun perbaikan berbagai fasilitas kesehatan, pendidikan
dan ibadah di 4 (empat) wilayah Sumatera Barat: Padang, Pasaman, Padang
Pariaman dan Pariaman.
Contoh lainnya adalah program
SMS Donasi Indosat. Dalam program SMS Donasi ini, pelanggan Indosat dapat
memberikan donasi dengan mengetik SG dan mengirim ke nomor 5000, secara
otomatis pulsa pelanggan terpotong senilai Rp 5000 sebagai bentuk partisipasi
terhadap program ini. Bila ingin memberikan nilai donasi lebih, pelanggan
tinggal mengulang pengiriman SMS sesuai dengan nilai yang diinginkan. Dana yang
terkumpul akan digunakan untuk membantu memperbaiki sarana pendidikan dan
ibadah yang rusak paska bencana di daerah Situ Gintung
Keuntungan
potensial dari progam CSR CRM adalah bergabungnya pelanggan baru melalui
pelaksanaan CRM, terjangkaunya ceruk pasar (market
niche) tertentu, dapat meningkatkan penjualan produk perusahaan serta
membangun identitas merek yang positif di mata pelanggan.
Tahapan dalam
mengimplementasikan program CRM sebagaimana dalam Kotler (2005:111-112):
“…beginning with a
situation assessment, setting objectives and goals, selecting target audiences,
determining the marketing mix and developing budget, implementation, and
evaluation plans”.
(Diawali dengan
melakukan assessment atau penilaian
terhadap situasi, kemudian menetapkan tujuan, memilih target audiens, dan pada akhirnya melakukan perhitungan terhadap rencana
pemasaran, rencana anggaran, serta rencana implementasi dan evaluasi).
Corporate Social Marketing (CSM)
Dalam program Corporate Social Marketing (CSM),
perusahaan mengembangkan dan melaksanakan kampanye untuk merubah perilaku
masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan keselamatan publik, menjaga
kelestarian lingkungan hidup, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kampanye CSM lebih banyak terfokus untuk mendorong perubahan
perilaku yang berkaitan dengan beberapa isu yakni isu kesehatan, perlindungan
terhadap kecelakaan/ kerugian, lingkungan serta keterlibatan
masyarakat (Kotler dalam Solihin: 2009)
Contoh
CSM adalah program In Safe Hands
dengan kampanye Nasional Cuci Tangan Pakai Sabun yang diusung PT. Unilever
untuk mendukung program pemerintah melalui produk sabun Lifebuoy. Kampanye
Nasional Cuci Tangan Pakai Sabun ini juga didukung lembaga internasional
seperti UNICEF dan USAID. Program In Safe
Hands dilaksanakan diberbagai negara, sebagai perwujudan nyata bahwa cuci
tangan pakai sabun adalah hal sederhana yang paling efektif dan murah untuk
mencegah angka prevelansi kematian akibat penyakit diare dengan merubah
perilaku kebiasaan masyarakat.
Keuntungan yang diperoleh
perusahaan melalui program CSM tersebut yaitu meningkatnya brand positioning atau penguatan merek perusahaan di mata konsumen,
mendorong peningkatan penjualan, mendorong antusiasme partner perusahaan untuk
mendukung program ini, serta memberikan dampak nyata pada perubahan sosial.
Adapun tahapan perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan CSM secara garis besar serupa dengan tahapan CRM yang
telah dijelaskan sebelumnya.
Corporate Philanthropy
Perusahaan dengan program Corporate Philanthropy memberikan
kontribusi langsung secara cuma-cuma (charity) dalam bentuk hibah tunai, sumbangan dan sejenisnya, sebagaimana dikemukakan oleh Kotler (2005: 144) :
“Corporate Philanthropy is a direct contribution by a corporation to a
charity or cause, most often in the form of cash grants, donations and or in
kind services”.
Corporate
Philanthropy adalah tindakan perusahaan untuk memberikan kembali kepada
masyarakat sebagian dari kekayaannya sebagai ungkapan terimakasih atas
kontribusi masyarakat, seperti yang ditulis oleh Kakabadse, Nada Kakabadse dan
Rozuel (2000: 26):
“Corporate
philanthropy refers to the firm giving back to society some of wealth it has
created thanks to society’s input”.
Corporate
Philanthropy pada umumnya berkaitan dengan masalah sosial yang menjadi
prioritas perhatian perusahaan, diantaranya dalam bentuk sebagai berikut:
1.
Providing cash
donations, program CSR dalam bentuk donasi tunai seperti yang dilakukan
Telkomsel dengan menyalurkan dana Rp 1,6 miliar untuk 55 yayasan dalam
rangkaian kegiatan Safari Ramadhan tahun 2010. Dari total itu, sejumlah Rp
152,5 juta untuk lima yayasan mulai dari panti asuhan, jompo dan lembaga
pemasyarakatan.
2.
Offering grants, dalam bentuk bantuan
hibah seperti yang dilakukan PKBL PT Petrokimia Gresik
melalui Program Desa Model PKBL-CSR, dengan memberikan bantuan hibah sarana
pendukung usaha pertanian dan peternakan berupa hand tractor dan alat pencacah rumput kepada wakil masyarakat Desa
Pinggir, Kecamatan Balongpang, kabupaten Gresik.
3. Awarding scholarships, perusahaan memberikan beasiswa. Sebagai contoh
PT. Djarum dalam program Djarum
Scholarship Plus. Beasiswa
menyediakan pelatihan soft skill dan
mendorong pengembangan karakter melalui seminar kepemimpinan dan kewirausahaan,
sesi outbound, praktis pelatihan
keterampilan, dan kegiatan lainnya. Sejak awal program, lebih dari 6.000
penerima Beasiswa Djarum telah berhasil memperoleh mereka gelar Sarjana pada 71
universitas diseluruh Indonesia
4.
Donating products, berupa pemberian
donasi produk yang diproduksi oleh perusahaan sebagaimana yang dilakukan
Tupperware Indonesia melalui program CSR “Aku Anak Sehat 2009” dengan
memberikan edukasi kepada anak-anak Indonesia akan pentingnya menjaga kesehatan
dan kebersihan diri serta lingkungan. Dengan memperkenalkan lebih dekat produk
Tupperware ke anak-anak dan orangtua, yaitu penggunaan wadah Tupperware untuk
membawa bekal sehat dan bersih untuk anak-anak. Anak sekolah yang mendapatkan
kesempatan mendapatkan program ini mendapatkan goody bag untuk dibawa pulang dan bounce back yang dapat ditukarkan dengan 1 produk Tup Tumbler
jika orangtua murid (Ibu) menghadiri assembly
di kantor distributor Tupperware.
5. Donating services, pemberian layanan oleh perusahaan seperti
layanan kesehatan yang dilakukan PT Indosat dengan program Mobil Klinik Sehat
Keliling di 8 wilayah Indonesia.
6.
Providing technical
expertise and offering use equipment, pemberian kontribusi perusahaan dengan jasa
keahlian dan pemakaian peralatan secara cuma-cuma. Sebagai contoh Program Broadband Learning Center (BLC) PT
Telkom. BLC dapat dimanfaatkan sebagai tempat latihan tekhnologi informasi bagi
pelajar dan masyarakat, mulai dari playgroup, TK beserta orang tuanya, serta
pelajar SD, SMP, SMA hingga mahasiswa. Aktifitas yang dapat dilakukan antara
lain free warung internet dan
pelatihan siswa-siswa sekolah yang dibimbing trainer dan asisten
Keuntungan yang dapat diperoleh
perusahaan dari pelaksanaan program Corporate
Philanthropy adalah meningkatkan reputasi perusahaan, memperkuat masa depan
perusahaan melalui penciptaan citra yang baik di mata publik serta memberi
dampak bagi penyelesaian masalah sosial dalam komunitas lokal.
Langkah-langkah yang harus
ditempuh perusahaan pada saat menjalankan aktivitas Corporate Philanthropy menurut Kotler dalam Solihin (2009) adalah
sebagai berikut :
1.
Memilih kegiatan amal yang akan didukung oleh perusahaan.
Pemilahan ini didasarkan kepada kesesuaian antara kegiatan yang akan didukung
dengan tujuan perusahaan, kepedulian para karyawan terhadap kegiatan yang akan
didukung, serta perhatian pelanggan perusahaan.
2.
Memilih mitra yang akan menjalankan kegiatan amal beserta pihak
atau komunitas yang akan menjadi sasaran kegiatan corporate philanthropy.
3.
Menetapkan besarnya sumbangan yang akan diberikan kepada suatu
pihak atau masyarakat yang akan menjadi sasaran kegiatan corporate philanthropy.
4.
Mengembangkan rencana komunikasi untuk mengkomunikasikan kegiatan
amal yang sedang dilakukan oleh perusahaan kepada para karyawan maupun
pihak-pihak yang berkepentingan.
5.
Mengembangkan rencana evaluasi untuk menilai berhasil tidaknya
pelaksanaan program corporate
philanthropy.
Community Volunteering
Melalui program Community Volunteering, perusahaan
mendukung serta mendorong para karyawan, para pemegang franchise atau rekan pedagang eceran untuk menyisihkan waktu mereka
secara sukarela guna membantu organisasi-organisai masyarakat lokal maupun
masyarakat yang menjadi sasaran program.
Salah satu contoh Community Volunteering adalah sebagaimana program Astra Employee Volunteer, yaitu kegiatan CSR dengan melibatkan karyawan. Tepatnya pada tanggal 20
Oktober 2010, 68 orang karyawan PT Astra International Tbk Head Office,
melakukan bedah sekolah dan mengajar selama 1 hari kepada siswa dan siswi SD
SMP Remaja Kelurahan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Keuntungan yang dapat diperoleh
perusahaan melalui kegiatan Community
Volunteering, adalah terciptanya hubungan yang tulus antara perusahaan
dengan komunitas, memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan perusahaan
serta meningkatkan kepuasan dan motivasi karyawan.
Socially Responsible Business Practice (Community Development)
Socially
Responsible Business Practice (SRBP), menurut
Kotler (2005:208) adalah: “where the corporation adapts and conducts discretionary business
practices and investments that support social causes to improve community well
being and protect the environment”
(praktek bisnis di mana perusahaan melakukan investasi yang mendukung pemecahan suatu masalah sosial untuk meningkatkan
kesejahteraan komunitas dan melindungi lingkungan)
Perusahaan telah melakukan
praktek bisnis melampaui standar etika yang telah ditetapkan berdasarkan regulasi. Komunitas yang dimaksud diatas diantaranya adalah
karyawan perusahaan, pemasok, distributor, organisasi nirlaba dan sektor publik
yang menjadi mitra perusahaan, serta masyarakat
secara umum. kesejahteraan yang dimaksud adalah kesehatan, keselamatan, serta
pemenuhan akan kebutuhan psikologis dan emosional.
Socially
Responsible Business Practice, mencakup hal-hal berikut:
1.
Designing facilities, membuat fasilitas
yang sesuai dengan standar keamanan yang direkomendasikan. Seperti Program
Konservasi Energi dan Air yang dilaksanakan di lingkungan PT TASPEN
di seluruh Indonesia. Agar program ini berjalan lancar, direksi meminta
kantor pusat dan kantor cabang menunjuk petugas untuk mengawasi dan membuat
laporan. Hasil laporan itu nantinya disampaikan ke divisi umum.
2.
Developing process
improvements, mengembangkan kegiatan pengurangan sampah dan mengolahnya
kembali. PT Freeport Indonesia menjalankan program 3-R (Reuse, Reduce dan Recycle)
di seluruh wilayah operasi perusahaan, dengan mewajibkan pendauran ulang
sejumlah bahan plastik, peranca kayu, drum dan kertas yang ditemukan di wilayah
operasi. Salah satu kegiatannya adalah dengan mengubah kertas bekas menjadi
kartu ucapan Natal yang dibagikan kepada Direksi dan mitra.
3.
Discontinuing
product offerings, dengan menghentikan penawaran produk yang membahayakan kesehatan
manusia. Levi's dan H&M menghentikan produksi jeans dengan efek pudar (sandblasting) dikarenakan sejak tahun
2005-2009, 40 pekerja garmen di Turki mati karena penyakit paru-paru, akibat
paparan crystalline silica,
bahan kimia yang digunakan untuk menciptakan efek pudar tersebut.
4.
Choosing
manufacturing and packaging materials, memilih pemasok yang menggunakan material
ramah lingkungan.
5. Developing programs to support employee well being, yaitu
mengembangkan berbagai program untuk menunjang terciptanya kesejahteraan
karyawan seperti mengadakan Employee
Assistance Programs (EAP) IBM Indonesia dalam membantu karyawannya
meningkatkan kesejahteraan dengan program konsultasi bagi para karyawan IBM dan
keluarganya.
Referensi:
Rahmatullah, Trianita Kurniati. 2011. Panduan Praktis Pengelolaan CSR. Yogyakarta. Samudra Biru
Terimakasih referensinya pak rahmat, semoga suatu saat sy dapat berdiskusi dengan bapak. sukses selalu
Selamat pagi pak.
Saya tertarik dengan bukunya, bagaimana cara membelinya ya pak ? Terima kasih sebelumnya.
silahkan, buku dengan topik yang sama bisa didapatkan disini:
https://www.tokopedia.com/rahmatullahsukasri/etalase/buku-csr-corporate-social-responsibility