Usianya kini menginjak 5 Tahun 4 bulan, dan saya ikuti betul
detail perkembangannya. Kebetulan waktu saya dihabiskan dikantor seperti
umumnya jam 07.30 sampai jam 16.00, 1 jam dalam sehari mengurusi ayam-ayam
kampung yang kini sedang sakit, dan sisa waktu sepenuhnya untuk Aiman dan
Aisyah. Kebetulan saya dan istri berbagi tugas dan peran mendampingi kedua
anak, saya lebih banyak membersamai Aiman dan istri membersamai Aisyah yang
kini usianya 2 Tahun 1 Bulan.
Alhamdulillah kami terbiasa bangun sebelum subuh, jika saya
bangun Aiman pasti bangun, jika tidak mules dan berlama di kamar mandi saya
berjamaah di mushala kampung, dan Aiman shalat subuh bersama ibunya, jika tidak
terkejar kami jamaah di rumah. Setelah itu dilanjutkan mengajari mengaji,
kebetulan sekarang Aiman sedang menekuni Juz Ama memasuki surat Al-Infithar.
Sebenarnya Iqra-nya sudah sampai level 5, namun karena Nenek membelikan Juz Amma,
akhirnya dia lahap Juz Amma. Walaupun sehari hanya sekali mengaji kalau gak
habis magrib ya habis subuh, itupun tidak sampai 10 menit, namun progress Aiman
begitu baik surat-surat pendek dia hafal, menyambung ayat sudah lancar, sebagian
hukum tajwid sudah bisa, hanya urusan nafas yang masih tersengal-sengal hehe.
Bicara hafalan ibarat Yamaha, dia selalu terdepan. Ketika
usia menginjak 4 Tahun dia sudah hafal asmaul husna dengan 2 lirik lagu, bisa
Ari Ginanjar ESQ atau hijjaz. Dan kini dia sudah hafal nama-nama nabi, sifat
nabi dan nama malaikat, semua diluar kepala. Bagi saya ini sangatlah ajaib karena
kami tidak pernah sedikitpun memaksakan Aiman untuk menghafal, tapi entah ada
dorongan dari mana dia berkeinginan kuat menghafal hal-hal yang baik.
Paling-paling kami hanya menstimulus, misalnya neneknya bilang “Aiman dah tau
nama-nama nabi”? dari sana dia mencari, menanyakan ke neneknya untuk
mendiktekan nama nabi lalu ia menuliskannya dalam buku tulis, kemudian saya
atau istri bilang di Youtube juga ada. Kebetulan saya dan istri bersepakat
membolehkan Aiman lihat youtube selepas shalat subuh hingga jam 6, itupun yang
dia lihat video tentang aneka mobil, lagu-lagu yang dia cari seperti nama
malaikat, nama nabi, alif dan sofia, upin ipin, Didi& Friends. Jadi tidak
heran nama-nama nabi bisa dia hafal tidak lebih dari satu jam, karena dia
menggunakan aneka fungsi mulai dari menuliskan, mendengar dan membaca teks di
youtube, hingga menyanyikannya berulang kali.
Sama halnya dengan menulis dan membaca. Hingga kini Guru TK
B Aiman terheran-heran mengenai kemampuan membaca dan menulis Aiman. Dia
membaca tanpa sedikitpun mengeja, huruf sekecil apapun bisa dia baca dengan
begitu cepatnya disaat teman sekelasnya baru mengeja a,i,u,e,o. Begitupun
dengan menulis walaupun dengan huruf kapital, bisa sampai 5 kali Aiman
membuatkan soal buat saya untuk dijawab, lalu bertukar saya membuat soal dan
dia menjawab. Anak sekecil itu sudah bisa merangkai kalimat pertanyaan. Dan
ajaibnya progress membaca dan menulis
Aiman sama sekali tidak ada paksaaan apalagi ancaman, dia yang malah punya
rencana-rencana sendiri apa yang mau ia baca apa yang mau ia tulis. Makanya
pulpen dan buku tulis bisa dia habiskan kurang dari seminggu dan kami harus
siapkan cadangan. Tidak jarang kami mencari-cari keberadaan Aiman, rupanya ia
sedang tekun menulis, membuat kamus alfabet bergambar, menggambar mobil ataupun memotong dan menempel kertas
dalam senyap dikamar.
Type Aiman memang soliter, karena dia tidak memiliki teman
di lingkungan rumah, teman mainnya hanyalah adiknya Aisyah, abi, umi dan
neneknya. Jika kumpul dengan 15 sepupunya, diapun bermain dengan senangnya.
Hanya memang kondisi keseharian yang senyap membuat Aiman cenderung tertutup
jika bertemu dengan yang belum kenal, malu-malu, pasif bahkan cenderung menghindar. Rasa aman dan
nyaman memang jika ia bersama dengan orang-orang yang setiap hari hadir
dengannya, ia belum berani keluar pagar rumah sendiri, atau bermain dengan
orang lain jika tidak didamping orang terdekatnya.
Sebetulnya hal utama yang ingin disampaikan adalah ‘masa
emas’, betapa besarnya potensi anak dalam rentang usia 3-7 tahun. Setiap anak
adalah emas, dan emas yang kita punya ada masanya. Alhamdulillah sebagai
pegawai negara rendahan, saya prioritaskan waktu untuk membersamai masa emas
Aiman, tak perlu dipaksa, diancam, dimasukan ke sekolah khusus membaca,
menulis, mengaji sebetulnya dengan stimulus yang membuat dia senang, nyaman dan
percaya dia akan bisa mengeluarkan segala potensi yang ada dalam dirinya.
Bahkan jika kita serius merencanakan, mempersiapkan kurikulum stimulus bermain
sambil belajar, anak-anak kita kemampuan kecerdasannya bisa setara dengan negara
maju. Hanya memang kendala kita adalah karena kesibukan yang amat sangat,
mengharapkan segalanya pada instruman sekolah. Terkadang saya berpikir,
sesungguhnya negara ini bisa maju, sejahtera dan damai jika sejatinya Madrasah
dimulai dari rumah.***