Diberdayakan oleh Blogger.

Diary Ramadhan Aisyah


posted by rahmatullah on

No comments


Bulan September nanti usia Aisyah menginjak 7 (tujuh) Tahun, dan kelak sepanjang hidupnya ia akan mengenang Ramadhan 1443 H atau Bulan Ramdhan di Tahun 2022 sebagai  tahun bersejarah baginya. Tidak hanya bagi Aisyah, juga bagi kami Ramadhan tahun ini begitu membahagiakan karena sepanjang Ramadhan dianugerahkan Kesehatan, sehingga tidak ada halangan menjalankan rangkaian ibadah Ramadhan, dan bonusnya adalah Aiman diusia 9 Tahun khatam 27 dari 30 juz Al-Quran, dan Aisyah khatam 28 dari 29 hari puasa.

Kenapa disebut sebagai kemenangan Aisyah, karena tidak mudah bagi Aisyah dan kami orang tua merancang dan menghadapi tantangan agar Aisyah bisa bertahan selama 28 hari dan hanya bolong 1 hari selama Ramadhan. Tidak hanya persiapan fisik, melainkan juga mental, tidak hanya pada saat bulan Ramadhan tetapi mental aisyah sudah kami bentuk 2 bulan sebelumnya.


Total 25 hari saya gendong pindahkan Aisyah dari Kasur menuju sofa, agar mau santap sahur. Sisanya 3 hari dia bangun sendiri karena ada penyemangat sepupu seusianya yang juga berpuasa. Minggu pertama adalah fase terberat karena masa beradaptasi, selepas subuh dia tidak tidur melainkan main dan jam 10 tenaganya sudah mulai terkuras habis, harus memutar otak agar 8 jam kedepan bisa bertahan hingga berbuka. Segala tips diberikan agar ia bertahan mulai dari cuci muka, wudu, tidur, masukin muka ke kulkas, beli makanan yang ia senangi untuk dimakan kala buka, memasukan kepala ke dalam bak mandi hehe dan sebagainya.

Waktu kritis berikutnya adalah selepas Ashar, disitulah ujian terberat karena Aisyah harus menahan sakit perut keroncongan sehingga harus sekuat mungkin memotivasi Asiyah juga diwaktu yang sama mempersiapkan penganan berbuka.

Hari kedua puasa Aisyah jebol, dikarenakan mentalnya belum siap Ketika menjumpai teman sekolahnya minum dan makan. Kebetulan sekolah TK Aisyah  masuk normal, dan rupanya tidak semua anak di TK dipersiapkan berpuasa oleh orang tuanya, hehe mental Aisyah diuji karena ada anak yang minum, membawa bekal dan makan permen.

Sesaat pulang ke rumah ia menangis sejadi-jadinya agar diperbolehkan minum, selain karena haus cuaca panas juga lingkungan yang kurang kooperatif. Selapas berbuka jam 10 pagi, siang itu juga kami kuatkan Kembali mental Aisyah agar besok tidak tergoda Ketika melihat temannya makan dan minum, juga meminta dukungan Guru TK Aisyah agar mengkondisikan lingkungan serta menguatkan program puasa Aisyah. Alhamdulillah hari-hari selanjutnya Aisyah kuat menahan lapar dihadapkan pada situasi teman-temannya yang belum berpuasa.

Pekan kedua Ramadhan, mental Aisyah sudah terbentuk, dia sudah mulai mengatur ritme beraktivitas sehingga tenaga tidak tekor. Dia rutin tidur jam 13 dan bangun Ashar, hanya memang selepas Ashar masih menahan sakit perut. Pekan berikutnya hingga idul fitri tidak ada kendala, Aisyah sudah menikmati puasa Ramadhan, hanya kendala bagi kami orang tua hanyalah harus rutin membopongnya dari Kasur ke sofa untuk santap sahur hehe.

Singkatnya ada beberapa tips agar anak di usia 5-7 Tahun agar bisa menjalankan puasa Ramadahan:

  1. Siapkan mental anak 2 (dua) bulan sebelumnya, caranya sering daiajak ngobrol sambil bercanda bahwa kalau Ramadhan tiba ikut puasa, atau diimingi hadiah jika full berpuasa, atau dikabari jika sepupu yang lain nanti mau puasa, dan sebagainya sehingga tanpa sadar masuk ke alam bawah sadarnya bahwa dia akan berpuasa. 
  2. Siapkan mental orang tua. Hal ini yang paling sulit, karena rasa ‘kasihan’ muncul kapanpun menyaksikan dia kecapean, menangis, merajuk, lemes, mual dan sebagainya. Proses ini butuh limpahan kesabaran agar motivasi anak tumbuh. Hal yang terpenting lainnya komitmen, jujur 25 hari hal yang membosankan bagi saya harus membopong Aisyah dari Kasur ke sofa agar ia mau santap sahur, andai saya menyerah atas dasar capek dan kasihan mungkin puasa Ramadhan Aisyah bisa gagal. 
  3. Belikan mainan yang ia suka. Tujuan mainan ada dua, pertama sebagai hadiah dia mau berpuasa dan yang kedua agar waktu berlalu dengan cepat, karena kesenangan hati membuat dia lupa jika sedang menahan lapar dan haus. Sebagai catatan bukan mainan mahal, kebetulan mainan yang dijajakan pedagang keliling harganya Rp.1000 dan paling mahal Rp.5000. 
  4. Belikan jajanan yang ia suka untuk berbuka maupun sahur.  Ini hanya sebagai penyemangat agar mau ngemil dikala buka atau sahur. Ajak dia beli nyam-nyam, beng-beng, chiki taro, choko pie, sosis, atau jajanan lain sehingga dia berimajinasi buka dan sahur nanti membayangkan makanan yang ia gemari.  
  5. Sampaikan keutamaan puasa Ramadhan dan ibadah lain selama Ramadhan, dengan bahasa kanak-kanak, sehingga dengan usianya, dia bisa menghayati hakikat bulan Ramadhan. Dan Alhamdulillah sepanjang Ramadhan sholat wajib Aisyah tidak tertinggal, mengaji Iqra ba’da subuh tetap jalan, tarawih sesekali jika tidak mengantuk dia juga ikut.  
  6. Berikan iming-iming diakhir Ramadhan. Kami bilang ke Aisyah, insyAllah nanti saudara-saudara ngasih uang lebih banyak kalau puasanya full dan bisa beli mainan yang disukai, Nanti habis ramadhan kita ke mall dan sebagainya namun pastikan kita bisa mewujudkan janji agar dia bisa istiqamah di tahun berikutnya.

Nah itulah sebgaian tips yang sudah kami lakukan dan perjalanan Ramadhan anak kami Aisyah. Hal  yang paling utama bagi anak dalam menjalankan Puasa Ramadhan selain mental anak adalah mental dan kekompakan orang tua, andai antar orang tua dan keluarga tidak tidak kompak dan kalah oleh rasa kasihan maka yakinlah puasa ramadhan anak akan gagal. Semoga kita dipertemukan kembali dengan Ramadhan 1444 H, dengan ibadah yang lebih sempurna***


 

 

Leave a Reply

Sketsa