Diberdayakan oleh Blogger.

Mengantarkan


posted by rahmatullah on

No comments


Ba’da Shalat Subuh berjamaah dengan Aiman, saya menyampaikan pesan seorang ayah kepada anaknya. Bahwa tugas orang tua adalah ‘mengantarkan’ anak untuk kelak ditinggalkan selamanya. Namun yang tidak dapat diperkirakan adalah, kapan waktu yang pasti untuk meninggalkan. Oleh karena itu apa yang Abi dan Umi lakukan saat ini kepada Aiman (12 Tahun) dan Aisyah (7 Tahun) adalah memberikan bekal sebanyak-banyaknya terkait kehidupan dunia dan akhirat.

Aiman mengernyitkan kening, dengan bobot pembahasan subuh kali ini.  Sebagai anak yang sejenak akan menginjak baligh, saya wajib menyampaikan karena sebagai manusia kita tidak pernah tau kapan ajal menjemput. Tugas terberat adalah bagaimana agar anak siap, saat orang tua meninggalkan. Saya sampaikan kepada Aiman, bahwa kebahagiaan terbesar seorang Ayah adalah saat anak atas kesadarannya menjalankan shalat lima waktu, tanpa disuruh apalagi dipaksa. Alhamdulillah Kesadaran itu sudah terbentuk sejak usia Aiman 6 tahun dan Aisyah 7 tahun. Saya teringat satu peristiwa saat Aiman berusia 6 Tahun, ba’da shalat magrib ia ketiduran, dan baru dibangunkan saat Adzan Subuh berkumandang. Dia marah dan menangis meraung menggugat bapaknya “Kenapa Abi gak bangunin Aiman shalat isya”. Sejak kejadian itu saya berupaya memastikan membangunkan Aiman sebelum azan subuh jika ia ketiduran ba’da magrib. Hal yang membuat saya dan istri meleleh adalah disaat Aiman sakit, dalam kelemahan fisiknya ia tetap menjalankan Shalat.


Begitupun dengan Aisyah, Alhamduliiah sejak masuk SD di usia 7 Tahun, Shalatnya sudah tidak pernah bolong. Pengulangan peritiwa Aiman terjadi pada Aisyah, Ia akan marah besar jika tidak diingatkan ada shalat yang tertinggal. Konsistensi Aisyah dalam menjalankan Shalat, teruji saat dia Sakit, jika demam ia akan berwudu tayamum, jika tidak kuat berdiri, ia akan shalat dengan duduk.

Saya bilang ke Aiman, saat ini Abi agak tenang, karena Aiman dan Aisyah memiliki kesadaran penuh akan kewajiban utama sebagai seorang muslim yaitu menjalankan shalat sebagai tiang agama, membiasakan membaca Alquran ba’da subuh dan magrib juga kesadaran menjalankan Shaum Ramadhan. Tinggal seiring waktu memberikan contoh perilaku kepada Almira yang berusia 3 tahun. Bagaimanapun ibadah yang Aiman dan Aisyah lakukan kelak akan meringankan hisab Abi dan Umi di Akhirat kelak.

Ibarat dalam penerbangan, sesunguhnya dunia hanyalah tempat transit yang sangat singkat. Semua orang tua yang Allah amanatkan anak, diberikan tugas ‘mengantarkan’ anak untuk siap ketika kelak ditinggalkan. Bekal agama diterapkan sedini mungkin, bekal hidup dunia dijalani melalui pendidikan dan transfer ilmu pengetahuan, bekal pergaulan dilengkapi dengan adab dan suritauladan orang tua.

Semakin kesini, semakin sada rupanya tidak mudah menjadi orang tua.***

Leave a Reply

Sketsa