Diberdayakan oleh Blogger.

Pentingnya Social Impact Assessment (SIA) Bagi Perusahaan


posted by rahmatullah on

No comments

Perusahaan yang memiliki I’tikad baik dalam menjaga kelestarian lingkungan dan memelihara harmonisasi dengan masyarakat setempat bisa dilihat dari proses awal sebelum memulai operasional/ investasinya. Perusahaan yang peduli dan memiliki visi tanggungjawab sosial dan lingkungan pasti akan melakukan tahapan SIA (Social Impact Assessment) atau kajian dampak sosial, sebelum menempati wilayah baru dan memulai operasional. Tujuannya adalah memetakan potensi dan resistensi masyarakat dan lingungan jika pada suatu wilayah akan didirikan perusahaan, termasuk memetakan kondisi masyarakat di wilayah yang akan ditempati.


Perusahaan yang tidak melakukan SIA, biasanya ketika mendapatkan izin operasional dari pemerintah, langsung menempati wilayah baru, melaksanakan operasional, dan eksploitasi, tanpa membuat prediksi mengenai kondisi komunitas, yang ujung-ujungnya dikemudian hari terjadi konflik dengan masyarakat setempat. Bisa jadi perusahaan yang saat ini diberitakan berkonflik dengan masyarakat hingga berdampak korban jiwa adalah perusahaan yang tidak melakukan SIA, tidak mengukur kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.


SIA merupakan indikator-indikator, perkiraan-perkiraan yang akan menggambarkan bagaimana respon lingkungan terhadap keberadaan perusahaan, khususnya perusahaan-perushaan pengelola Sumber Daya Alam (SDA). SIA idealnya dilakukan sebelum atau sesudah izin operasional diterbitkan. Perusahaan akan melibatkan konsultan atau pakar SIA untuk mendapatkan rekomendasi mengenai layak tidaknya wilayah tertentu untuk operasional perusahaan. Karena perusahaan tidak ingin ketika operasional dijalankan, modal sudah ditanamkan, dikemudian hari terjadi konflik-konflik yang ujung-ujungnya biaya sosial melebihi keuntungan yang didapatkan.


Saat ini perusahaan-perusahaan yang peka melakukan SIA sebelum melakukan operasional merupakan perusahaan asing atau Penanaman Modal Asing (PMA), dikarenakan bagi mereka SIA merupakan salah satu tahapan yang wajib ada sebelum neyatakan melanjutkan investasi atau menghentikan. Berbeda dengan perusahaan dalam negeri yang masih jarang melakukan SIA, karena merasa secara emosional sudah menjadi bagian dari masyarakat, namun justru karena ke-PD-an tersebut ibarat api dalam sekam, muncul berbagai persoalan di kemudian hari.


Beberapa aspek yang dilakukan dalam melakukan SIA, biasanya konsultan/ pakar mendapatkan informasi awal mengenai lokasi yang akan dijadikan sebagai lahan operasional bagi perusahaan. Baik berupa peta lokasi, dan deskripsi mengenai lokasi. Semua informasi tersebut diberikan perusahaan sebagai bahan dasar tim SIA.


Setelah mendapatkan informasi lokasi, peta dan gambaran awal, konsultan/pakar melakukan kajian literatur mengenai aspek demografis, morfologis dan sosiologis, sehingga ada gambaran utuh mengenai lokasi tersebut. Hal tersebut dijbarkan dalam model yang akan dilakukan dalam SIA yang kemudian dipresentasikan kepada perusahaan. Jika model tersebut disepakati, konsultan/ pakar kemudian turun lapangan mengetahui kondisi objektif masyarakat dan lingkungan dibatasi coverage atau area yang telah ditentukan.


Beberapa aspek yang dikaji dalam SIA, diantaranya: demografi, terkait kondisi wilayah, pemerintahan daerah, pemerintahan desa, komposisi penduduk, agama, suku bangsa, mata pencaharaian, dll. Tujuan akhir dari demografi adalah terpetakan kondisi masyarakat secara riil. Morfologi, menggambarkan kondisi lingkungan, karakter alam, potensi sumber daya alam, potensi kebencanaan, sumber-sumber penghdupan masyarakat, pola pertanian, sumber daya hayati dan hewani. Tujuan akhir dari demografi menggambarkan secara riil kondisi lingkungan. Sosiologis, menggambarkan kultur atau budaya masyarakat, riwayat konflik dan potensi konflik, persespi terhadap pendatang, persepsi dan ekspektasi terhada perusahaan, peta konflik dalam masyarakat, pola struktur masyarakat, peta ketokohan, peta menganai pihak yang resisten dan akomodatif jika didirikan perusahaan.


Aspek-aspek diatas menjadi gambaran untuh yang akan menjadi rekomendasi dari konsutan/ pakar terhadap perusahaan mengenai layak atau tidak untuk melakukan operasional atau investasi. Jika layak terdapat cacatan menganai apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Jika tidak layak disertai catatan potensi masalaha yang muncul dilihat tiga aspek diatas.  Secara jangka panjang, SIA akan menjadi guidance bagi perusahaan dalam melaksanakan aktifitasnya jangka panjang, termasuk salah satunya SIA telah menjadi data awal mengenai tanggungjawab sosial (CSR) apa yang paling tepat dilakukan pada wilayah tersebut.


Berdasarkan pengalaman, saya pernah diminta untuk melakukan SIA oleh salah satu PMA kelapa sawit pada 5 lokasi berbeda, sesuai dengan hasil SIA yang saya dan tim lakukan, dari 5 lokasi hanya 1 lokasi yang direkomendasikan layak untuk dilanjutkan operasional/ investasi. 4 lokasi direkomendasikan tidak layak, dikarenakan karena masyarakat yang tidak menerima adanya datangnya perusahaan di wilayah mereka, karena pernah dirugikan oleh perusahaan yang sudah ada, terdapat wilayah yang terdapat konflik agraria, dsb. Bagi perusahaan yang percaya dengan metode ilmiah SIA, mereka akan melaksanakan rekomendasi yang disampaikan tim SIA.


Besar harapan saya agar kedepan tidak ada  lagi konflik masyarakat dengan perusahaan, oleh karena itu SIA sangat penting dilakukan oleh perusahaan pengelola sumber daya, agar tidak ada satupun pihak yang dirugikan, agar tidak ada lagi warga atau karyawan yang meninggal akibat konflik, hanya karena tidak melakukan perkiraan melalui pemetaan.***

Leave a Reply

Sketsa