Nama itu akhirnya kami lekatkan pada anak
kami. Nama yang kelak akan ia bawa, sandang, menempuh hidup hingga akhir hayat.
Bagi kami nama adalah doa, kekuatan, martabat dan tantangan untuk mewujudukan
sebuah pengharapan akan kebajikan.
Muhammad adalah nama kanjeng rasul
junjungan, teladan tiada banding, titik tertinggi makhluk yang bernama manusia
dengan segala sisi kemanusiaannya. Aiman, arti secara harfiah adalah kanan,
golongan kebenaran atau shaleh. Jika dirunut dari sejarah sahabat atau
orang-orang dekat Nabi Muhammad, terdapat nama
Ummu Aiman yaitu pengasuh Nabi Muhammad mulai dari Siti Aminah wafat
hingga nabi dewasa. Ummu Aiman menikah dengan ’Ubaid bin Al-Harits, dari pernikahannya lahirlah Aiman. Aiman ikut hijrah dan berjihad bersama Muhammad dan
gugur sebagai syahid dalam Perang Hunain.
Nabi sangat menghormati Ummu Aiman. Beliau
pernah berkata, ”Wanita ini adalah anggota keluargaku yang masih tersisa.” Pada
kesempatan lain beliau juga pernah berkata, ”Ummu Aiman adalah ibuku setelah
ibuku (wafat)”. Ummu Aiman mengasuh Muhammad kecil dengan penuh kelembutan.
Setelah Muhammad diangkat menjadi rasul, beliau pernah berkata, ”Barang siapa
yang ingin menikah dengan wanita ahli surga, maka hendaklah ia menikahi Ummu
Aiman.” Mendengar sabda beliau, Zaid bin Haritsah segera menikahinya. Dari
pernikahannya dengan Zaid, lahirlah Usamah bin Zaid, lelaki kesayangan Muhammad
yang dalam sejarah kemiliteran menjadi Jenderal termuda di dunia.
Sedangkan Dhiaurrahman artinya Cahaya
Allah yang Maha Pengasih, besar harapan kami anak ini kelak memiliki akhlak
mulia, mengasihi sesama, ringan membantu dan memberikan kemanfaatan.
Nama itu kami titipkan nak…menjadi doa
kami tiada berujung. Kami yakin ananda mampu mewujudkan cita-cita ayah bunda
Kelahiran Aiman merupakan kado
terindah dari Allah. Terlahir hari Selasa, 3 Juli 2012, pukul 19.05 WIB di RS.
Sari Asih Ciledug, persis saat masjid-masjid sekitar mengumandangkan azan isya.
Dalam kalender hijriah Aiman terlahir
memasuki tanggal 14 Syaban 1433 H, persis tanggal pernikahan kami setahun lalu.
Tidak lepas kalimat syukur kami
panjatkan, karena begitu berlimpah anugerah kemudahan yang Allah berikan. Aiman
lahir sesuai Hari Perkiraan Lahir (HPL) yaitu 3 april. Ibundanya mulai
merasakan kontraksi sejak jam 3 dini hari, jam 13 bersama kedua mertua dirujuk
ke RS. Sari Asih dan dinyatakan masuk pembukaan 1-2. Menjelang Ashar saya tiba
di RS dan suster sudah menyatakan pembukaan 6, azan magrib tiba masuk pembukaan
9. Dan puncaknya Azan isya lahirlah Aiman dan dalam kesyukuran saya ikut
mendampingi, memotivasi istri, hingga mengadzani Aiman.
Tak terasa bulir air mata keluar saat
mengazani, hanya bisa terpekur dan bersyukur diamanahkan Allah amanahkan saya
menjadi ayah, menjadi wali, menjadi imam sesungguhnya….Saat kata dan laku
menjadi tontonan dan tuntunan anak.
Untaian terimakasih kami tuturkan
kepada dr. Dedi Nurdiansyah Spog, yang begitu ramah membantu proses lahirnya
Aiman, juga kepada para perawat/ suster yang penuh kesabaran memotivasi istri,
sigap menolong proses lahiran, hingga merawat penuh kehangatan Aiman dan
Bundanya selama di RS. Kami yakin Allah memuliakan segala kebaikan yang telah
tertunaikan.
Segala bantuan dan doa yang tertutur
hanya bisa kami balas dengan ucapan terimakasih, kami yakin Allah yang
mengembalikan kemuliaan kepada orangtua, mertua, saudara, sahabat dan seluruh
rekan. Semoga kami mampu menjadi “Ayah dan Bunda” seutuhnya, yang mampu menjaga
dan merawat ‘Anak Zaman”. Karena kami yakin, bahwa anak adalah amanah terbesar
dari Allah.***
mirip siapa ya....? mamat cilik