Diberdayakan oleh Blogger.

Kebetulan Juga Bukan


posted by rahmatullah on

No comments


Saya selalu yakin jika suratan takdir merupakan buah dari usaha dan kerja keras, atau istilah lainnya  adalah ikhtiar. Dalam kerendahan hati saya sering menyebutkan apa yang terjadi adalah kebetulan, walaupun teman-teman membantah tidak ada kebetulan melainkan buah dari usaha.
Dalam dua bulan ini saya dikejar dateline menyelesaikan draft buku ke-3 tentang “Kemitraan CSR Perusahaan dan Pemerintah Daerah”. Memang yang menentukan dateline adalah saya sendiri, karena memang target harus dipatok. Dalam menyusun buku setelah bagian isi selesai, hal lain yang harus dipikirkan adalah siapa yang memberikan kata pengantar, tokoh mana yang memberikan endorsement/ testimonial (komentar pakar/tokoh/ ahli mengenai isi buku), dan juga siapa penyandang dana penerbitan buku.
Sejujurnya jika berpikir pragmatis, tidak ada untungnya menerbitkan buku, sudah capek menulis, ditambah harus menyiapkan uang untuk menerbitkan minimal Rp. 10.000.000 untuk kisaran 1000-1.500 eksempelar. Keuntungan yang diadapat (royalti) hanya 10% dari harga jual  buku, tinggal dikalikan saja. Uang yang kembali dari royalty tidak mencapai ¼ modal uang yang kita keluarkan. Makanya sponsorship penting suapaya kita tidak usah menanggung biaya cetak. Kendala berikutnya daya beli dan day abaca masyarakat terhadap buku ilmiah sangatlah rendah. Mungkin orang seperti Andrea Hirata, Habiburrahman El-Shirazy, A Fuadi, dan lainnya yang bisa menjadi kaya dari menulis buku.
Namun hamdulillah saya sudah tidak berpikir pragmatis, dari dua buku sebelumnya yang saya tulis, saya niatkan lillahi taala, berbgai titipan ilmu, biar buku-buku yang terserak manjadi amal jariah saja, masalah keuntungan noimor urut 20…hehe.
Oia kembali ke soal ‘kebetulan’, terkait dengan endorsement yang saya butuhkan untuk buku. Endorsement merupakan cuplikan kalimat yang ditempatkan pada cover depan buku. Endorsement penting karena menjadi acuan dan penarik minat seseorang membeli dan lalu membaca buku. Makanya penting memilih tokoh/ ahli atau pihak yang memiliki kepakaran dalam memberikan komentar singkat di cover buku.
Karena temanya “Kemitraan CSR” tentunya saya harus memilah siapa yang cocok memberikan endorsement. Awalnya pilihan saya jatuh ke Profesor komunikasi muda dari almamater yang sama, menggeluti dunia CSR, dan juga memiliki kedekatan historis karena sekampung (sesama orang Pandeglang) saat ni menjabat di salah satu kementrian. Pilihan kedua saya jatuhkan pada salah satu ahli pembangunan sosial, sudah banyak menerbitkan buku kesejahteraan sosial, CSR dan saat ini menjabat sebagai direktur di salah satu kementrian.
Lalu email saya kirim beserta lampiran draft buku. Hamdulillah sampai dengan hari ini professor komunikasi tidak merespon apapun, mungkin saking sibuknya menjadi pejabat di kementrian, padahal secara historis kami dekat, dan beliau selalu memotivasi kaum muda pandeglang untuk berkarya. Respon datang dari ahli pembangunan sosial, untuk ini saya sebutkan nama karena besarnya komitmen beliau mendukung kaum muda dan pekerja sosial. Beliau Pak Edi Suharto, agak kaget juga beliau merespon siap memberikan endorsement dan menyambut bahagia ada yang menambah khasanah literature CSR di Indonesia.
Namun Karena kesibukan, beliau tidak langsung memberikan draft. Sebulan berselang ditengah pesimistis mendapatkan endorsement dari Pak Edi, karena kesibukannya, saya mencoba me-list pakar lain sebagai pengganti. Entahlah mungkin sudah menjadi sunatullah, dalam satu kesempatan kegiatan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kota Serang, rupanya Pak Edi Suharto selaku direktur Perlindungan dan Jaminan Sosial menghadiri acara dan menjadi pemateri. Lebih dari 4 tahun saya tidak bertemu beliau, 4 tahun lalu saya ketemu Pak edi saat menjadi moderator bedah buku beliau.
Saat menset perlengkapan infokus dan laptop kegiatan PKH, Pak edi yang menyapa terlebih dahulu, walaupun saya sudah punya  niat manyapa dan menanyakan nasib endorsement, seusai acara. Rupanya beliau yang lebih dahulu menyapa “Kaykany saya familiar dengan wajah anda”, langsung saya sambut sapaan beliau “Saya rahmat, yang meminta endorsement bapak….”, beliau tersenyum dan menghaturkan maaf jika belum sempat mengirimkan draft, dan meminta saya untuk meng-sms beliau untuk mengingatkan lagi esoknya. Hamdulillah sebagaimana janji beliau, esoknya endorsement beliau kirimkan via sms.
Masih butuh satu endorsement lagi, harapan sudah saya tutup kepada professor kamunikasi. Disaat mencari pengganti, bulan lalu saya mendapatkan undangan menghadiri CSR summit Indonesia, di Hotel Indonesia melalui email. Saya juha heran bisa mendapatkan undangan terbatas betrsama para pemangku kepentingan CSR Indonesia. Penyelenggara kegiatan tersebut adalaha Latofi school of CSR. Insting kesempatan dalam kesempitan saya jalankan, ditengah kesibukan CSR summit saya ‘todong’ bapak Latofi, selaku penyelenggara kegiatan juga tokoh familiarisasi CSR di Indonesia untuk langsung memberikan endorsement. Beliau meminta waktu dan akan menghubungi via sms, namun dengan berharap saya minta beliau untuk melakukan speed reading dan memberikan endorsement waktu itu juga. Syukur luar biasa, beliau berkenan memberikan endorsement.
Terkadang hal-hal yang terlalui saya sebut sebagai kebetulan. Saya hanya memiliki harapan, mimpi ditambah sedikit usaha. Saat berharap endorsement dari tokoh, bayangan saya adalah sederhana, dapat syukur tidak dapat ya coba tokoh lain dengan menurunkan level. Menajdi motivasi dan kebahagiaan besar ketika yang bersedia dan berkontribusi member endorsement adalah Bapak Edi Suharto dan Bapak Latofi. Menemui mereka secara langsung tentunya bukan perkara mudah, namun sekenario Allah melalui kesempatan-kesempatan tak terduga melalui kegiatan yang tidak terencana rupanya menjawab sudah, rupanya takdir tersurat tak lepas dari seberapa keras bermimpi, berharap dan berusaha.***
Tinggal menunggu sponsorship, insAllah sudah menyanggupi biaya cetak. Selamat menunggu, karya ‘kebetulan’.***

Leave a Reply

Sketsa