-->
Mengejutkan!
Hanya kata itu membuncah dalam
hati saya saat tiba-tiba rekan dosen menelpon memberikan kabar jika saya
menjadi juara ke-2 sayembara penulisan artikel otonomi daerah yang
diselenggarakan Ketua Asosiasi Pemerintahan Kabupaten Seluruh Indonesia
(APKASI).
Mengejutkan karena saat mengikuti
sayembara tersebut sama sekali tidak didasarkan obsesi juara, melainkan sekedar
berpartisipasi dikarenakan sadar diri jika dasar keilmuan saya kesejahteraan
sosial, bukan pemerintahan atau administrasi negara. Saya hanya memiliki stock
tulisan yang sayang jika tidak di daya gunakan.
Tidak sengaja memang mengikuti
sayembara penulisan tersebut. Pada mulanya 3 bulan lalu saya chat dengan kakak
yang sedang study di Kyoto, Jepang. Saya tanyakan ada ‘gak’ lomba menulis atau
hibah penulisan atau jurnal. Rupanya beliau menyarankan dan me-link-kan website
lomba tersebut, dan saya jawab “Wah bukan keilmuan saya”, beliau bilang “Kenapa
tidak dicoba, tak ada salahnya, dan tak keluar biaya”.
Pada akhirnya saya niatkan untuk
mencoba ikut lomba tersebut, menajamkan hasil penelitian dan mensinkronkan
dengan stock tulisan yang ada, kebetulan tulisan yang saya buat memang aktual,
aplikatif dan best practice mengenai model kemitraan antara Rencana Jangka
Pembangunan Daerah (RPJMD) dan Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR) dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Persis satu hari sebelum
penutupan, saya emailkan 11 halaman tulisan tersebut kepada panitia lomba.
Kembali obsesi juara saya redam karena sadar diri karena konteks tulisan
tentang CSR dan kemitraan, lalu menarik hubungan dengan Otda. Dalam benak saya
minimal dapat sertifikat kepesertaan juga sudah lumayan, walaupun memang hati
kecil dan spirit berdoa tetap saya kuatkan, andaipun juara nilai penghargaan
dalam nominal uang memang lumayan besar.
Setelah direnungkan, bagi saya
menjuarai penulisan otonomi daerah merupakan anugerah dan tentunya tidak
didapatkan dengan mudah, instan apalagi gratis,melainkan sebuah proses panjang
penemuan jatidiri sebagai penulis. Mungkin menjuarai lomba penulisan Otda
adalah titik kulminasi profil kepenulisan saya selama 9 tahun menekuni dunia
ini. Tahun 2005 sejak semester 4 kuliah adalah cikal bakal menulis ilmiah saat
termotivasi 3 kakak laki-laki untuk menulis artikel di Koran. Masa awal jungkir
balik dan hampir frustasi bagaimana caranya agar artikel termuat di halaman
opini harian lokal atau nasional.
Saat tulisan pertama dimuat
merupakan lompatan motivasi untuk menulis artikel berikutnya dan berikutnya.
Teringat saat dulu penulis pemula, harus menumpuk belasan bukumengenai satu
topic, lalu memerasnya menjadi satu artikel. Sangat betul jika ada istilah “alah
bisa karena biasa”. Hamdulillah kini menulis ibarat mengikuti irama jari,
mengalirkan apa yang ada di benak, jikapun membutuhkan referensi tinggal
mengambil buku dan sumber lain yang dibutuhkan.
Teringat memang sejak masa kuliah
punya penghasilan dari menulis walaupun tak seberapa, diperkaya dengan beberapa
penelitian. Sungguh kebiasaan menulis sangat membantu dalam mengerjakan tugas
perkuliahan, penyusunan tugas akhir, menjadi editor, dsb. Tekad berikutnya
adalah menulis buku, bagaimanapun dari menulis artikel harus ada perkembangan
menjadi penulis buku.
Tahun 2011 berkolaborasi dengan 3
kakak lainnya menerbitkan buku “Membaca Banten Membaca Indonesia”, buku
tersebut adalah himpunan dari tulisan yang terserak di Koran, tahun 2012
bersama rekan kuliah S2 di UI terbit buku berikutnya mengenai “Panduan Praktis
Pengelolaan CSR”, memang buku “Saya Banget”, karena elaborasi pengalaman dan
keilmuan CSR yang 6 tahun saya geluti. Tahun 2012, menyelesaikan final draft
buku tentang kemitraan CSR, namun sayang karena belum ada sponsorship dan modal
menerbitkan, draft masih tersimpan di laptop (hehe siapa tau ada yang berminat
jadi sponsorJ).
Di tahun yang sama, hamdulillah saya mendapat penghargaan pemenang lomba
penulisan buku ajar bagi mahasiswa tingkat Provinsi Banten. Disamping itu dalam
rentang “belajar menulis” terserak catatan baik dalam Koran, jurnal dan
lainnya.
Sedikit cerita, konsistensi
menulis memang saya terapkan sejak tahun 2007 padamulanya dengan membuat
blog,walaupun berganti-ganti domain blog yang pada akhirnya menggunakan nama
rahmatullah.net. Blog itu konsisten saya rawat, jaga dan pertahankan hingga
kini, blog yang saat ini sedang anda baca tulisannya. Jika tidak salah tulisan
ini adalah postingan yang ke 183. Mungkin orang lain menganggap blog dan
tulisan di dalamnya namun bagi saya blog adalah indikator konsistensi menulis.
Aneka rasa saya tumpahkan dalam blog ini mulai dari artikel, bahan seminar, paper
kuliah, hasil kajian, bahan ajar, fotografi, tulisan jalanan, gumam, dan
sebagainya.
Kembali ke topik menjuarai
penulisan Otoda.Anugerah ini bukan untuk saya semata, melainkan untuk rekan
pembaca. Menulis itu tidak ujug-ujug hebat
dan bagus, butuh ketekunan dan jam terbang. Tidak ada tips atau trik menjadi
penulis hebat kecuali dengan memulainya, tidak ada kata terlambat dalam menulis,
mulailah dari saat ini disertai ketekunan, suatu saat buah ketekunan adalah
keberhasilan dan kenikmatan rasa
menulis.Namun demikian menulis tak kan ada saripatinya jika tidak disertai
dengan membaca, karena amunisi menulis adalah hasil bacaan dan eksplorasi panca
indera. Semoga bisa senantiasa bisa berbagi ‘lewat tulisan’***