3 September 2010, setelah mendapatkan honor dari paket
pekerjaan UNDP saya putuskan membeli kamera. Pada waktu itu memiliki kamera
DSLR adalah impian, selain karena harga yang lumayan juga memang keren hasil
jepretannya, gagah juga penggunanya. Walau memang butuh jungkir balik
mengumpulkan uangnya. Sebagaimana budget, akhirnya saya putuskan membeli kamera
Sony Alpha 230, diantara DSLR Sony Alpha type inilah yang terendah harganya.
Sudah lebih dari 5000 objek yang terekam melalui kamera
tersebut, mulai dari foto yang buram, agak bagus, bagus dan sangat bagus (kata
orang-orang). Setelah 4 tahun menemani, 4 September 2014 saya putuskan untuk
menjualnya. Agak berat memang melepas kamera tersebut, selain juga banyak
rangkaian sejarah yang terekam, kamera yang awet/ bandel (tidak pernah
bermasalah), yang pasti saya akan kehilangan kamera formal. Faktor utama kenapa
saya jual, karena sudah jarang digunakan, apalagi kejadian lensa tele rusak
akibat jarang dipakai, saya hawatir lensa standar dan body kamera juga ikut
rusak. Tapi alhamdulillah setelah ricek tidak terjadi kerusakan apapun. Saya
pikir daripada rusak karena jarang dipakai lebih baik diselamatkan dengan jalan
dijual. Mau bagaimana lagi, sudah jarang traveling, waktu yang terbatas juga
untuk motret,
Selain itu, untuk zaman kini membawa kamera besar, dengan
tas khusus rasanya ribet dan agak ‘nora’. Saya bilang ‘nora’ karena bawa kamera
besar kini mainstream. Siapapun kini seperti unjuk gigi bawa-bawa DSLR sudah
menjadi kamera seribu umat. Saat ini Rasanya jika tidak ada kebutuhan penting dan
formal macam nikahan, naik gunung atau
wisuda, kamera HP sudah cukup mewakili barang sekedar upload-upload.
Tulisan ini menjadi penanda waktu saja jika saya kini telah
menggantung, menanggalkan dan menjual kamera kesayangan. Biar jadi pengingat
dan penanda…selamat tinggal sony alpha 230, selamat berlabuh dibahu para
ponakan, semoga betah dan terawat heheh.
Sedikit foto jelek yang tersisa, bisa dilihat disini http://www.rahmatullah.net/search/label/Fotografi