Diberdayakan oleh Blogger.

Aiman dan Asmaulhusna


posted by rahmatullah on

No comments



Hampir dua bulan absen, akhirnya menulis lagi. Kebetulan memang periode itu tidak ada hal menarik, kecuali terkait tumbuh kembang anak. Kembali tentang Aiman yang kini telah hapal Asmaulhusna, bagi saya sebagai abah amat surprise plus haru, karena tidak pernah menargetkan, mewajibkan apalagi memaksa Aiman agar hapal Asmaulhusna. Semuanya mengalir begitu saja, proses penghapalan Asmaulhusna sambil bermain layaknya anak Usia 4 tahun.

Kebetulan memang nenek Aiman selepas shalat subuh selalu melihat Serambi Islami di TVRI, khusus hari jumat ada ESQ yang diakhir acara ada doa yang diiringi Assmaulhusna. Biasanya nenek memanggil Aiman untuk turut mendengarkan dan menyenandungkan, yang memang senandung ala Pak Ary Ginanjar sangat enak didengarkan dan menyentuh jiwa, yang mungkin hal itu membuat Aiman suka. Minggu demi minggu begitulah kebiasaan Aiman selalu nongkrong diakhir Serambi Islami tiap hari jumat. Kebetulan juga saya mendownload aplikasi Asmaulhusna di HP dan terus menerus Aiman putar hingga hapal.

Memang Golden Age itu teramat istimewa, jangankan dipaksa dengan menyenangi saja anak akan hapal. Jujur dirumah tidak ada yang hapal Asmaulhusna, diahafalkan juga belum hapal-hapal hehe. Beda dengan Aiman, kini dia hapal dua lagu/ senandung Asmaulhusna selain versi Pak Ary Ginanjar sekarang yang versi nasyid Hijjaz. Dan alangkah mengharukan saat dia bermain atau melakukan apapun sadar ataupun tidak sadar bibir Aiman mengalunkan senandung Asmaulhusna, bukan lagu yang lain walaupun segala lagu nasional dan lagu anak dia hapal.

Kembali tentang Golden Age, sambil jalan saya belajar bagaimana ‘mengasuh’ anak. Kebetulan secara tidak langsung saya dan istri berbagi tugas,  Istri mendampingi Aisyah dan saya mendampingi Aiman. Mulai tidur, mandi, makan, main, menggambar, mengaji dan shalat saya damping Aiman, hanya terputus saat bekerja. Disaat mendamping ‘mengasuh’ itulah saya paham begitu pentingnya Golden Age. Memang segala sesuatu harus dijalani/ ditransfer sambil bermain, atau suasana riang, tidak dengan memaksa, mewajibkan, memarahi apalagi menghardik anak. Dan hal yang terpenting adalah suritauladan, kepercayaan dan dilakukan bersama. 

Kepercayaan anak terhadap orang tua memegang peranan super penting, sekali kita berbohong atau tidak menepati, maka akan berbekas mendalam bagi anak, apalagi sekedar menyuruh tanpa kita melakukan.  Alhamdulillah Aiman diusaianya 4 tahun shalat wajibnya tidak pernah putus (baru gerakan shalat), Iqranya sudah masuk level 3, sudah bisa membaca dengan terbata hehe, dan bisa dikondisikan dalam bermain gadget. Terkait gadget Aiman tipe yang tidak terpapar, dia saya berikan waktu menggunakan ipad selepas shalat subuh hingga jam 6 biasanya ia nonton youtube (kartun mobil) dan puzzle, selepas itu main ipad lagi jam 10 -11 siang. Sisa waktu lainnya aktifitas fisik/ motorik (menggambar, main mobil-mobilan, puzzle, ngasih makan ayam, sepedahan, dan lainnya).

Jujur mengawal tumbuh kembang anak inilah yang sama sekali tidak ingin saya tinggalkan, makanya memang jika tidak ada hal urgen atau tugas kantor, waktu luang sepenuhnya saya curahkan untuk Aiman dan Aisyah. Terkadang saya menghaturkan permohonan maaf jika kondisi saat ini agak mengabaikan kumpul-kumpul sekedar reuni, makan-makan dengan rekan atau organisasi, apalagi mengembangkan hobi. Karena fase mengawal anak bagi saya jauh lebih penting. Saya sadar anak adalah amanah dan Allah akan meminta pertanggungan jawab tentang apa yang sudah saya ‘berikan’ sedari anak lahir.***

Leave a Reply

Sketsa