Dalam dua pekan ini, hal yang
bergelayut dalam pikiran saya terkait ‘Nama Baik’. Jika Allah sudah berkehendak
‘Kun Fayakun’ untuk membuka aib seseorang, maka dalam waktu singkat akan jatuh
sejatuh-jatuhnya. Setiap orang punya aib, besar atau kecil, tapi semua ada
dalam genggaman dan kehendak Allah kapan waktu dibukanya, cepat atau lambat,
saat masih menjadi manusia biasa atau sudah memiliki kedudukan dan popularitas,
atau memang selama di dunia Allah tutup rapat aib itu hingga tiba masa
penghakiman di akhirat.
Dua tokoh besar satu motivator
dan satu penyelenggara negara, dalam pandangan kita, mereka hidup tanpa cela,
selalu positif bahkan senantiasa menggaungkan kalimat baik, namun entah mungkin
aibnya sedang dibukakan, atau diuji ketahanan mata hatinya untuk mengungkapkan
sebenar-benarnya apa yang sesungguhnya terjadi pada mereka. Karena memang hanya
hati mereka dan Allah yang tahu sesungguhnya apa yang sedang mereka lalui dan
bagaimana menyikapinya.
Kedua tokoh sedang masa
puncaknya, sedang harum namanya, sedang menjadi panutan. Proses membangun nama
baik, karir hingga finansial amatlah lama, berliku-liku dan berdarah-darah,
namun dalam waktu singkat jika Allah berkehendak jatuh, maka jatuhlah, hanya
persoalan waktu saja kapan ditetapkan mendapatkan badai ujian tersebut. Dan
disitulah letak kebesaran hati seseorang apakah menjalani dengan aturan Allah
atau melawan dengan segala kebohongan disertai kepongahan.
Bagaimana dengan kita, kelak akan
ada waktunya Allah uji dibukakan aib, namun sampai dengan detik ini kita masih
diberikan kesempatan untuk memperbaiki segala dosa kita, jika memang kita
mencuri maka kita kembalikan sekarang, jika kita menyakiti maka meminta permohonan maaf, jika perangai dan ahlak kita buruk maka cepat-cepat diperbaiki, jika
ujiannya wanita maka jauhi wanita itu, jika ujiannya harta haram, maka cari
yang halal dan terbentang aneka kesempatan untuk kita perbaiki segala dosa dan kekurangan agar tidak
menjadi aib besar yang kelak Allah bukakan.
Ujian yang diberikan kepada orang
lain sepatutnya menjadi cerminan dan juga cambukan bagi kita, bisa jadi hari
ini kita menggunjingkan mereka, tidak tahunya besok kita yang dipergilirkan
digunjingkan sedunia.
Itulah nama baik, jatuh bangun,
banting tulang, dan anaka upaya ditempuh untuk pada satu titik kita harum
dimata orang lain. Namun jika sudah Allah bukakan wajah asli kita, maka tidak
ada daya upaya kita untuk menutupi segala rupa buruk kita. Semoga langkah hidup
kita sesuai dengan ajaran kanjeng Nabi Muhammad, biar hidup aman damai sentosa.***