Hal yang selalu tak sejalan antara saya dan istri adalah
urusan packing tas hehe… Istri biasanya agak ogah-ogahan kalau diminta tolong
disiapkan kebutuhan jikalau saya akan melakukan perjalanan, karena sudah hapal serapih-rapih
ia siapkan akan saya ‘obrak-abrik’ dan sortir sebanyak mungkin. Sebagai jalan
tengah kini istri hanya akan menumpuk pakaian dan perlengkapan diatas meja atau
kasur selanjutnya dia menyerahkan urusan kepada saya hehe.
Sebagaimana dua minggu kedepan saya berkesempatan ‘belajar’
di Yogyakarta, dan seperti biasa saya mempertimbangkan bagaimana mengakomodasi perlengkapan
kebutuhan selama 14 hari terlebih harus membawa laptop, mengingat istri
menjuluki saya orang aneh: anti bagasi, anti koper, anti tas gede. Jatuhlah
pilihan menggunakan dua tas; tas laptop selempang dan tas baju yang bisa di
dorong. Istri menangkap jika saya belum puas karena ‘ngeh’ saya gak suka bawa
tas yang bisa di dorong karena rangkanya saja sudah kaku dan berat, ditambah
potensi masuk bagasi jadi besar ‘ribet’ harus nunggu tas berputar-putar dulu.
Pada akhirnya orang rumah curiga “Orang ini emang gak niat
beli oleh-oleh”, hehe saya berkelit “Tenang kan terselip gody bag parasut
polkadot” buat bungkus oleh-oleh baju kotor.