Minggu ini usiamu genap empat
bulan dalama kandungan mamakmu… Saat Allah meniupkan ruh kehidupan pada ragamu.
Nak, doa-doa tak henti abah dan mamak tuturkan, ayat Al-Quran juga kami
lantunkan, agar kelak kau terlahir sehat lahir maupun batin, menjadi orang yang
memiliki kebeningan hati, agar kau bisa melanjutkan apa-apa yang sudah
dilakukan kakek nenek dan abah mamakmu.
Nak, abah tau walau dalam
kandungan kau mulai mendengar, merekam dan merasakan apa yang terjadi di luar
perut ibumu atas kuasa Tuhanmu… Abah berdoa agar yang kau dengar, rekam dan
rasakan itu semata-mata kebaikan.
Nak, mungkin kau juga tau, saat
ini abah dan mamak mulai mendidik dan menjagamu…kami memulainya dengan menjaga
asupan makanmu dari rizki yang kami betul-betul jaga kehalalannya. Ketika abah
pulang bekerja membawa uang, mamakmu selalu bertanya dan memastikan uang ini
dari mana, siapa yang memberi… Jika jelas halal dan thayib mamakmu baru berani
membelanjakannya.
Nak, kau juga sering mendengar
obrolan abah dan mamak terkait kondisi zaman, lebih sulit berbuat baik darpada
berbuat buruk, sulitnya berkata benar, sulitnya bersikap jujur, sulitnya
berbuat amanah. Abah dan mamak selalu memutuskan jalan yang sulit itu walaupun
pedih dan kadang terasing, itu kami lakukan demi dirimu, agar kelak kau menjadi
anak yang tegas dalam memilih kebajikan.
Nak, dikala mamamu menyaksikan tontonan
TV atau lingkungan yang kurang layak, yang memperlihatkan gaya hidup mewah,
mempertontonkan kekerasan, yang mempertontonkan politikus nir tauladan. Abah sengaja
matikan TV dan alihkan pada tontonan yang menuntun, karena kami tidak mau sejak
dalam kandungan kau merekam segala ketidakpatutan.
Nak, abah sedang mengajarkanmu
kerja keras dan tauladan…kau pasti tau abah menolak amplop-amplop yang tidak
jelas sumbernya di kantor, dan hanya mengambil apa yang menjadi hak abah…kau
tahu saban sore dan malam abah mencari rizki dari mengajar, tujuannya agar
idealisme abah tetap terjaga, agar rizki yang kau makan jelas dari hasil cucuran
keringat. Dalam hari-harimu di perut mamakmu, kau tahu saban malam abah
begadang menuntaskan sekolah, kesana kemari menuntaskan penelitian akhir,
pulang pergi depok-serang menuntaskan bimbingan, dan dalam satu waktu abah
harus membagi pada empat pikiran, untumu dan mamakmu, untuk kantor, untuk
mengajar dan untuk sekolah abah… semua abah lakukan bukan untuk abah
semata-mata, tapi untukmu nak… biar kau tahu makna kerja keras, biar kau tahu
makna pantang menyerah, biar kau tahu pentingnya ilmu, biar kau bisa menghargai…bukan
untuk jumawa, tetapi untuk semakin membuat kau rendah hati.
Nak kau dititipkan dalam perut
mamakmu, kau adalah amanah terbesar dari Allah… menyadari itu, mamakmu berusaha
keras menjagamu, dengan perangai yang lembut, dengan kata yang santun, dengan
pergaulan yang terjaga, dengan senantiasa melaskanakan ketaatan pada Tuhan-mu.
Karena perangaimu kelak adalah apa yang kau rekam dari perangai abah mamakmu
sejak kau dalam kandungan.
Nak Abah dan mamak berharap
padamu…kelak jikalau kau dititipkan umur panjang, jadilah pribadi shalih, yang
sesuai antara laku dan kata, jadi pribadi yang jujur bersahaja dan pantang
mengeluh, jadi pribadi yang santun dan lembut terhadap kawan ataupun lawan.
Jikalau kelak kau jadi penguasa, janganlah pernah sekalipun kau meminta tapi
diminta atas dasar kepercayaan dan kecintaan orang-orang padamu. Jikalau kelak
kau kaya harta…tetaplah kau bersahaja sebagaimana Rasulmu.
Maafkan abah dan mamak, jika
belum sepenuhnya menjadi contoh yang baik buat dirimua.
Doa Abah dan Mamak saaat kau berusia
empat bulan dalam kandungan.***
mantapp...pak. siapkan nama dari sekarang,, congrat's for becoming parents..